Turbin gas
Turbin gas
itu adalah sebuah mesin
berputar yang mengambil energi dari arus gas pembakaran. Dia memiliki kompresor
naik ke-atas dipasangkan dengan turbin turun ke-bawah, dan sebuah bilik pembakaran
di-tengahnya.
Energi ditambahkan
di arus gas di pembakar, di mana udara dicampur dengan
bahan
bakar dan dinyalakan. Pembakaran
meningkatkan suhu, kecepatan dan
volume dari
aliran gas. Kemudian diarahkan melalui sebuah penyebar (nozzle) melalui baling-baling
turbin, memutar turbin dan mentenagai kompresor.
Energi
diambil dari bentuk tenaga shaft, udara terkompresi dan dorongan, dalam segala
kombinasi, dan digunakan untuk mentenagai pesawat
terbang, kereta,
kapal, generator,
dan bahkan tank.
ü 150: Hero's Engine (aeolipile) -
tampaknya Pahlawan mesin uap itu dianggap tidak lebih dari satu mainan, dan dengan
demikian potensi penuh tidak menyadari selama berabad-abad.
ü 1500: The
"Chimney Jack"
digambar oleh Leonardo da Vinci yang memutar pemanggangan. Udara
panas dari api naik melalui serangkaian penggemar yang menghubungkan dan
memutar pemanggangan.
ü 1551: Jawad al-Din menemukan
sebuah uap turbin, yang ia
gunakan untuk kekuasaan diri-rotating meludah. [1]
ü 1629: Jets
uap turbin yang dirotasi kemudian diputar digerakkan mesin pabrik stamping
memungkinkan untuk dikembangkan oleh Giovanni Branca.
ü 1791: Sebuah paten diberikan kepada John Barber, seorang
Inggris, untuk pertama turbin gas sejati. Penemuannya itu sebagian besar elemen
hadir dalam turbin gas modern. Turbin ini dirancang untuk menyalakan sebuah yang
tidak mempunyai kuda kreta
ü 1872: Sebuah turbin gas mesin ini dirancang
oleh Dr Franz Stolze, tapi mesin
tidak pernah berlari di bawah kekuasaan sendiri.
ü 1894: Sir Charles Parsons dipatenkan
ide mendorong sebuah kapal dengan turbin uap, dan membangun sebuah demonstrasi
kapal (yang Turbinia ). Prinsip
ini masih propulsi dari beberapa digunakan.
ü 1895: Tiga
4-ton 100 kW Parsons aliran radial generator dipasang di Cambridge Power
Station, dan digunakan untuk daya listrik pertama skema penerangan jalan di
kota.
ü 1903: A
Norwegia, Ægidius Elling, mampu
membangun turbin gas pertama yang mampu menghasilkan kekuatan yang lebih
dibandingkan yang dibutuhkan untuk menjalankan komponen-nya sendiri, yang
dianggap sebagai pencapaian pada masa ketika pengetahuan tentang aerodinamis
terbatas . Menggunakan kompresor rotary dan turbin itu dihasilkan 11 hp
(besar-besaran untuk hari-hari). Karyanya ini kemudian digunakan oleh Sir Frank Whittle.
ü 1914:
Aplikasi untuk mesin turbin gas yang diajukan oleh Charles Curtis.
ü 1918: Salah
satu produsen turbin gas terkemuka hari ini, General
Electric, mulai divisi mereka turbin gas.
ü 1920: teori
praktis aliran gas melalui saluran ini dikembangkan menjadi lebih formal (dan
berlaku untuk turbin) teori aliran gas lalu airfoils oleh Dr A. A. Griffith.
ü 1930: Sir Frank Whittle dipatenkan
desain untuk turbin gas untuk jet. Karyanya
pada tenaga penggerak gas mengandalkan kerja dari semua orang yang sebelumnya
bekerja di bidang yang sama dan dia telah sendiri menyatakan bahwa penemuannya
akan sulit untuk mencapai tanpa Ægidius Elling karya. Pertama yang berhasil
menggunakan mesin-nya pada April 1937.
ü 1936: Hans von Ohain dan Max
Hahn di Jerman mengembangkan desain mesin dipatenkan sendiri pada saat yang
sama bahwa Sir Frank Whittle adalah
mengembangkan desain di Inggris.
Teori Operasi
Turbin gas dijelaskan secara termodinamika oleh Siklus Brayton, di mana
udara dikompresi isentropic sekutu, pembakaran terjadi
pada tekanan konstan, dan ekspansi terjadi di turbin isentropically kembali
untuk tekanan awal.
Dalam prakteknya, gesekan dan turbulensi menyebabkan:
- Isentropic non-kompresi: untuk suatu tekanan secara keseluruhan rasio, suhu pengiriman kompresor lebih tinggi dari ideal.
- Non-isentropic ekspansi: walaupun penurunan suhu turbin yang diperlukan untuk menggerakkan kompresor tidak terpengaruh, tekanan terkait rasio lebih besar, yang mengurangi ekspansi yang tersedia untuk menyediakan kerja yang bermanfaat.
- Tekanan kerugian dalam asupan udara, combustor dan knalpot: mengurangi ekspansi yang tersedia untuk menyediakan kerja yang bermanfaat.
Seperti semua siklus mesin panas s, suhu
pembakaran yang lebih tinggi berarti lebih besar efisiensi. Faktor
pembatas adalah kemampuan baja, nikel, keramik, atau materi lain yang membentuk
mesin untuk menahan panas dan tekanan. Teknik cukup masuk ke bagian turbin
menjaga dingin. Kebanyakan turbin juga mencoba untuk memulihkan knalpot panas,
yang sebaliknya adalah energi terbuang. Recuperator s adalah heat exchanger s yang
lulus knalpot panas ke udara terkompresi, sebelum pembakaran. Gabungan siklus desain
lulus limbah panas ke uap turbin sistem. Dan
gabungan
panas dan kekuasaan (co-generation) menggunakan limbah panas untuk
produksi air panas.
Mekanis, turbin gas dapat kurang
kompleks daripada pembakaran piston mesin. Sederhana turbin mungkin memiliki satu
bergerak bagian: poros / kompresor / turbin / alternatif rotor perakitan (lihat
gambar di atas), belum termasuk sistem bahan bakar. Namun, manufaktur presisi
yang diperlukan untuk komponen dan paduan tahan temperatur yang diperlukan
untuk efisiensi yang tinggi sering membuat pembangunan turbin sederhana lebih
rumit daripada mesin piston.
Lebih canggih turbin (seperti yang
ditemukan di zaman modern mesin jet) dapat
memiliki beberapa shaft (kelos), ratusan turbin baling, bergerak stator blades,
dan sistem yang luas kompleks pipa, combustors dan penukar panas.
Sebagai aturan umum, semakin kecil
mesin semakin tinggi tingkat perputaran poros (s) yang diperlukan untuk
mempertahankan kecepatan tertinggi. Kecepatan sudu turbin menentukan tekanan
maksimum yang dapat diperoleh, hal ini menghasilkan daya maksimum yang mungkin
tergantung pada ukuran mesin. Mesin jet s
beroperasi sekitar 10.000 rpm dan mikro turbin s sekitar
100.000 rpm.
Thrust bantalan s dan jurnal bantalan adalah
bagian penting dari desain. Secara tradisional, mereka telah hidrodinamik minyak bantalan, atau
minyak-cooled bola bantalan s. Bantalan
ini sedang dikalahkan oleh foil bantalan s, yang
telah berhasil digunakan dalam turbin mikro dan unit daya tambahan s.
Pendahuluan
Gas-turbine
engine adalah suatu alat yang memanfaatkan gas sebagai fluida untuk memutar
turbin dengan pembakaran internal. Didalam turbin gas energi kinetik
dikonversikan menjadi energi mekanik melalui udara bertekanan yang memutar roda
turbin sehingga menghasilkan daya. Sistem turbin gas yang paling sederhana
terdiri dari tiga komponen yaitu kompresor, ruang bakar dan turbin gas.
Prinsip Kerja Sistem Turbin Gas (Gas-Turbine Engine)
Udara masuk
kedalam kompresor melalui saluran masuk udara (inlet). Kompresor berfungsi
untuk menghisap dan menaikkan tekanan udara tersebut, sehingga temperatur udara
juga meningkat. Kemudian udara bertekanan ini masuk kedalam ruang bakar. Di
dalam ruang bakar dilakukan proses pembakaran dengan cara mencampurkan udara
bertekanan dan bahan bakar. Proses pembakaran tersebut berlangsung dalam
keadaan tekanan konstan sehingga dapat dikatakan ruang bakar hanya untuk
menaikkan temperatur. Gas hasil pembakaran tersebut dialirkan ke turbin gas
melalui suatu nozel yang berfungsi untuk mengarahkan aliran tersebut ke
sudu-sudu turbin. Daya yang dihasilkan oleh turbin gas tersebut digunakan untuk
memutar kompresornya sendiri dan memutar beban lainnya seperti generator
listrik, dll. Setelah melewati turbin ini gas tersebut akan dibuang keluar
melalui saluran buang (exhaust).
Secara umum proses yang terjadi
pada suatu sistem turbin gas adalah sebagai berikut:
- Pemampatan (compression) udara di hisap dan dimampatkan
- Pembakaran (combustion) bahan bakar dicampurkan ke dalam ruang bakar dengan udara kemudian di bakar.
- Pemuaian (expansion) gas hasil pembakaran memuai dan mengalir ke luar melalui nozel (nozzle).
- Pembuangan gas (exhaust) gas hasil pembakaran dikeluarkan lewat saluran pembuangan.
Pada
kenyataannya, tidak ada proses yang selalu ideal, tetap terjadi kerugiankerugian
yang dapat menyebabkan turunnya daya yang dihasilkan oleh turbin gas dan
berakibat pada menurunnya performa turbin gas itu sendiri. Kerugian-kerugian
tersebut dapat terjadi pada ketiga komponen sistem turbin gas. Sebab-sebab
terjadinya kerugian antara lain:
- Adanya gesekan fluida yang menyebabkan terjadinya kerugian tekanan (pressure losses) di ruang bakar.
- Adanya kerja yang berlebih waktu proses kompresi yang menyebabkan terjadinya gesekan antara bantalan turbin dengan angin.
- Berubahnya nilai Cp dari fluida kerja akibat terjadinya perubahan temperatur dan perubahan komposisi kimia dari fluida kerja.
- Adanya mechanical loss, dsb.
Klasifikasi Turbin Gas
Turbin gas
dapat dibedakan berdasarkan siklusnya, kontruksi poros dan lainnya. Menurut
siklusnya turbin gas terdiri dari:
- Turbin gas siklus tertutup (Close cycle)
- Turbin gas siklus terbuka (Open cycle)
Perbedaan
dari kedua tipe ini adalah berdasarkan siklus fluida kerja. Pada turbin gas
siklus terbuka, akhir ekspansi fluida kerjanya langsung dibuang ke udara
atmosfir, sedangkan untuk siklus tertutup akhir ekspansi fluida kerjanya
didinginkan untuk kembali ke dalam proses awal.
Dalam industri turbin gas
umumnya diklasifikasikan dalam dua jenis yaitu :
Turbin Gas Poros Tunggal (Single Shaft)
Turbin jenis
ini digunakan untuk menggerakkan generator listrik yang menghasilkan energi
listrik untuk keperluan proses di industri
Turbin Gas Poros Ganda (Double Shaft)
Turbin jenis
ini merupakan turbin gas yang terdiri dari turbin bertekanan tinggi dan turbin
bertekanan rendah, dimana turbin gas ini digunakan untuk menggerakkan beban
yang berubah seperti kompresor pada unit proses
Siklus-Siklus Turbin Gas
Tiga siklus turbin gas yang
dikenal secara umum yaitu:
Siklus Ericson
Merupakan
siklus mesin kalor yang dapat balik (reversible) yang terdiri dari dua proses
isotermis dapat balik (reversible isotermic) dan dua proses isobarik dapat
balik (reversible isobaric). Proses perpindahan panas pada proses isobarik
berlangsung di dalam komponen siklus internal (regenerator), dimana effisiensi
termalnya adalah : hth = 1 – T1/Th, dimana T1 = temperatur buang dan Th =
temperatur panas.
Siklus Stirling
Merupakan
siklus mesin kalor dapat balik, yang terdiri dari dua proses isotermis dapat
balik (isotermal reversible) dengan volume tetap (isokhorik). Efisiensi
termalnya sama dengan efisiensi termal pada siklus Ericson.
Siklus Brayton
Siklus ini merupakan siklus daya
termodinamika ideal untuk turbin gas, sehingga saat ini siklus ini yang sangat
populer digunakan oleh pembuat mesin turbine atau manufacturer dalam analisa
untuk performance upgrading. Siklus Brayton ini terdiri dari proses kompresi
isentropik yang diakhiri dengan proses pelepasan panas pada tekanan konstan.
Pada siklus Bryton tiap-tiap keadaan proses dapat dianalisa secara berikut:
Proses 1 ke 2 (kompresi isentropik). Kerja yang
dibutuhkan oleh kompresor: Wc = ma (h2 – h1). Proses 2 ke 3, pemasukan
bahan bakar pada tekanan konstan. Jumlah kalor yang dihasilkan: Qa = (ma + mf)
(h3 – h2). Proses 3 ke 4, ekspansi isentropik di dalam turbin. Daya yang
dibutuhkan turbin: WT = (ma + mf) (h3 – h4). Proses 4 ke 1, pembuangan
panas pada tekanan konstan ke udara. Jumlah kalor yang dilepas: QR = (ma + mf)
(h4 – h1)
Perkembangan Gas Turbin
Disain
pertama turbin gas dibuat oleh John Wilkins seorang Inggris pada tahun 1791.
Sistem tersebut bekerja dengan gas hasil pembakaran batu bara, kayu atau
minyak, kompresornya digerakkan oleh turbin dengan perantaraan rantai roda
gigi. Pada tahun 1872, Dr. F. Stolze merancang sistem turbin gas yang
menggunakan kompresor aksial bertingkat ganda yang digerakkan langsung oleh
turbin reaksi tingkat ganda. Tahun 1908, sesuai dengan konsepsi H. Holzworth,
dibuat suatu sistem turbin gas yang mencoba menggunakan proses pembakaran pada
volume konstan. Tetapi usaha tersebut dihentikan karena terbentur pada masalah
konstruksi ruang bakar dan tekanan gas pembakaran yang berubah sesuai beban.
Tahun 1904, “Societe des Turbomoteurs” di Paris membuat suatu sistem turbin gas
yang konstruksinya berdasarkan disain Armengaud dan Lemate yang menggunakan
bahan bakar cair. Temperatur gas pembakaran yang masuk sekitar 450 C dengan
tekanan 45 atm dan kompresornya langsung digerakkan oleh turbin.
Selanjutnya,
pada tahun 1935 sistem turbin gas mengalami perkembangan yang pesat dimana
diperoleh efisiensi sebesar kurang lebih 15%. Pesawat pancar gas yang pertama
diselesaikan oleh “British Thomson Houston Co” pada tahun 1937 sesuai dengan
konsepsi Frank Whittle (tahun 1930).
Komponen Turbin Gas
Turbin gas
tersusun atas komponen-komponen utama seperti air inlet section, compressor
section, combustion section, turbine section, dan exhaust section. Sedangkan
komponen pendukung turbin gas adalah starting equipment, lube-oil system,
cooling system, dan beberapa komponen pendukung lainnya. Berikut ini penjelasan
tentang komponen utama turbn gas:
Air Inlet Section.
Berfungsi
untuk menyaring kotoran dan debu yang terbawa dalam udara sebelum masuk ke
kompresor. Bagian ini terdiri dari:
- Air Inlet Housing, merupakan tempat udara masuk dimana di dalamnya terdapat peralatan pembersih udara.
- Inertia Separator, berfungsi untuk membersihkan debu-debu atau partikel yang terbawa bersama udara masuk.
- Pre-Filter, merupakan penyaringan udara awal yang dipasang pada inlet house.
- Main Filter, merupakan penyaring utama yang terdapat pada bagian dalam inlet house, udara yang telah melewati penyaring ini masuk ke dalam kompresor aksial.
- Inlet Bellmouth, berfungsi untuk membagi udara agar merata pada saat memasuki ruang kompresor.
- Inlet Guide Vane, merupakan blade yang berfungsi sebagai pengatur jumlah udara yang masuk agar sesuai dengan yang diperlukan
Compressor Section.
Komponen
utama pada bagian ini adalah aksial flow compressor, berfungsi untuk
mengkompresikan udara yang berasal dari inlet air section hingga bertekanan
tinggi sehingga pada saat terjadi pembakaran dapat menghasilkan gas panas
berkecepatan tinggi yang dapat menimbulkan daya output turbin yang besar.
Aksial flow compressor terdiri dari dua bagian yaitu:
- Compressor Rotor Assembly. Merupakan bagian dari kompresor aksial yang berputar pada porosnya. Rotor ini memiliki 17 tingkat sudu yang mengompresikan aliran udara secara aksial dari 1 atm menjadi 17 kalinya sehingga diperoleh udara yang bertekanan tinggi. Bagian ini tersusun dari wheels, stubshaft, tie bolt dan sudu-sudu yang disusun kosentris di sekeliling sumbu rotor.
- Compressor Stator. Merupakan bagian dari casing gas turbin yang terdiri dari:
- Inlet Casing, merupakan bagian dari casing yang mengarahkan udara masuk ke inlet bellmouth dan selanjutnya masuk ke inlet guide vane.
- Forward Compressor Casing, bagian casing yang di dalamnya terdapat empat stage kompresor blade.
- Aft Casing, bagian casing yang di dalamnya terdapat compressor blade tingkat 5-10.
- Discharge Casing, merupakan bagian casing yang berfungsi sebagai tempat keluarnya udara yang telah dikompresi.
Combustion Section.
Pada bagian
ini terjadi proses pembakaran antara bahan bakar dengan fluida kerja yang
berupa udara bertekanan tinggi dan bersuhu tinggi. Hasil pembakaran ini berupa
energi panas yang diubah menjadi energi kinetik dengan mengarahkan udara panas
tersebut ke transition pieces yang juga berfungsi sebagai nozzle. Fungsi dari
keseluruhan sistem adalah untuk mensuplai energi panas ke siklus turbin. Sistem
pembakaran ini terdiri dari komponen-komponen berikut yang jumlahnya bervariasi
tergantung besar frame dan penggunaan turbin gas. Komponen-komponen itu
adalah :
- Combustion Chamber, berfungsi sebagai tempat terjadinya pencampuran antara udara yang telah dikompresi dengan bahan bakar yang masuk.
- Combustion Liners, terdapat di dalam combustion chamber yang berfungsi sebagai tempat berlangsungnya pembakaran.
- Fuel Nozzle, berfungsi sebagai tempat masuknya bahan bakar ke dalam combustion liner.
- Ignitors (Spark Plug), berfungsi untuk memercikkan bunga api ke dalam combustion chamber sehingga campuran bahan bakar dan udara dapat terbakar.
- Transition Fieces, berfungsi untuk mengarahkan dan membentuk aliran gas panas agar sesuai dengan ukuran nozzle dan sudu-sudu turbin gas.
- Cross Fire Tubes, berfungsi untuk meratakan nyala api pada semua combustion chamber.
- Flame Detector, merupakan alat yang dipasang untuk mendeteksi proses pembakaran terjadi.
Turbin Section.
Turbin
section merupakan tempat terjadinya konversi energi kinetik menjadi energi
mekanik yang digunakan sebagai penggerak compresor aksial dan perlengkapan
lainnya. Dari daya total yang dihasilkan kira-kira 60 % digunakan untuk
memutar kompresornya sendiri, dan sisanya digunakan untuk kerja yang dibutuhkan.
Komponen-komponen pada turbin section adalah sebagai berikut :
- Turbin Rotor Case
- First Stage Nozzle, yang berfungsi untuk mengarahkan gas panas ke first stage turbine wheel.
- First Stage Turbine Wheel, berfungsi untuk mengkonversikan energi kinetik dari aliran udara yang berkecepatan tinggi menjadi energi mekanik berupa putaran rotor.
- Second Stage Nozzle dan Diafragma, berfungsi untuk mengatur aliran gas panas ke second stage turbine wheel, sedangkan diafragma berfungsi untuk memisahkan kedua turbin wheel.
- Second Stage Turbine, berfungsi untuk memanfaatkan energi kinetik yang masih cukup besar dari first stage turbine untuk menghasilkan kecepatan putar rotor yang lebih besar.
Exhaust Section.
Exhaust
section adalah bagian akhir turbin gas yang berfungsi sebagai saluran
pembuangan gas panas sisa yang keluar dari turbin gas. Exhaust section terdiri
dari beberapa bagian yaitu : (1) Exhaust Frame Assembly, dan (2)Exhaust
gas keluar dari turbin gas melalui exhaust diffuser pada exhaust frame
assembly, lalu mengalir ke exhaust plenum dan kemudian didifusikan dan dibuang
ke atmosfir melalui exhaust stack, sebelum dibuang ke atmosfir gas panas sisa
tersebut diukur dengan exhaust thermocouple dimana hasil pengukuran ini
digunakan juga untuk data pengontrolan temperatur dan proteksi temperatur trip.
Pada exhaust area terdapat 18 buah termokopel yaitu, 12 buah untuk temperatur
kontrol dan 6 buah untuk temperatur trip.
Komponen penunjang turbin gas
Adapun
beberapa komponen penunjang dalam sistem turbin gas adalah sebagai berikut:
Starting Equipment.
Berfungsi
untuk melakukan start up sebelum turbin bekerja. Jenis-jenis starting equipment
yang digunakan di unit-unit turbin gas pada umumnya adalah :
- Diesel Engine, (PG –9001A/B)
- Induction Motor, (PG-9001C/H dan KGT 4X01, 4X02 dan 4X03)
- Gas Expansion Turbine (Starting Turbine)
Coupling dan Accessory Gear.
Berfungsi
untuk memindahkan daya dan putaran dari poros yang bergerak ke poros yang akan
digerakkan. Ada tiga jenis coupling yang digunakan, yaitu:
- Jaw Cluth, menghubungkan starting turbine dengan accessory gear dan HP turbin rotor.
- Accessory Gear Coupling, menghubungkan accessory gear dengan HP turbin rotor.
- Load Coupling, menghubungkan LP turbin rotor dengan kompressor beban.
Fuel System.
Bahan bakar
yang digunakan berasal dari fuel gas system dengan tekanan sekitar
15 kg/cm2. Fuel gas yang digunakan sebagai bahan bakar harus bebas dari
cairan kondensat dan partikel-partikel padat. Untuk mendapatkan kondisi
tersebut diatas maka sistem ini dilengkapi dengan knock out drum yang berfungsi
untuk memisahkan cairan-cairan yang masih terdapat pada fuel gas.
Lube Oil System.
Lube oil
system berfungsi untuk melakukan pelumasan secara kontinu pada setiap komponen
sistem turbin gas. Lube oil disirkulasikan pada bagian-bagian utama turbin gas
dan trush bearing juga untuk accessory gear dan yang lainnya. Lube oil system
terdiri dari:
- Oil Tank (Lube Oil Reservoir)
- Oil Quantity
- Pompa
- Filter System
- Valving System
- Piping System
- Instrumen untuk oil
Pada turbin
gas terdapat tiga buah pompa yang digunakan untuk mensuplai lube oil guna
keperluan lubrikasi, yaitu:
- Main Lube Oil Pump, merupakan pompa utama yang digerakkan oleh HP shaft pada gear box yang mengatur tekanan discharge lube oil.
- Auxilary Lube Oil Pump, merupakan pompa lube oil yang digerakkan oleh tenaga listrik, beroperasi apabila tekanan dari main pump turun.
- Emergency Lube Oil Pump, merupakan pompa yang beroperasi jika kedua pompa diatas tidak mampu menyediakan lube oil.
Cooling System.
Sistem
pendingin yang digunakan pada turbin gas adalah air dan udara. Udara dipakai
untuk mendinginkan berbagai komponen pada section dan bearing.
Komponen-komponen utama dari cooling system adalah:
- Off base Water Cooling Unit
- Lube Oil Cooler
- Main Cooling Water Pump
- Temperatur Regulation Valve
- Auxilary Water Pump
- Low Cooling Water Pressure Swich
Maintenance Turbin Gas
Maintenance
adalah perawatan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan seperti kerusakan
terlalu cepat terhadap semua peralatan di pabrik, baik yang sedang beroperasi
maupun yang berfungsi sebagai suku cadang. Kerusakan yang timbul biasanya
terjadi karena keausan dan ketuaan akibat pengoperasian yang terus-menerus, dan
juga akibat langkah pengoperasian yang salah. Maintenance pada turbine gas
selalu tergantung dari faktor-faktor perasional dengan kondisi yang berbeda
disetiap wilayah, karena operasional turbine gas sangat tergantung dari kondisi
daerah operasional. Semua pabrik pembuat turbine gas telah menetapkan suatu
ketetapan yang aman dalam pengoperasian sehingga turbine selalu dalambatas
kondisi aman dan tepat waktu untuk melakukan maintenance. Secara umum
maintenance dapat dibagi dalam beberapa bagian, diantaranya adalah:
Preventive Maintenance.
Suatu
kegiatan perawatan yang direncanakan baik itu secara rutin maupun periodik,
karena apabila perawatan dilakukan tepat pada waktunya akan mengurangi down
time dari peralatan. Preventive maintenance dibagi menjadi:
- Running Maintenance. Suatu kegiatan perawatan yang dilakukan hanya bertujuan untuk memperbaiki equipment yang rusak saja dalam satu unit. Unit produksi tetap melakukan kegiatan.
- Turning Around Maintenance. Perawatan terhadap peralatan yang sengaja dihentikan pengoperasiannya.
Repair Maintenance.
Perawatan
yang dilakukan terhadap peralatan yang tidak kritis, atau disebut juga
peralatan-peralatan yang tidak mengganggu jalannya operasi.
Predictive Maintenance.
Kegiatan
monitor, menguji, dan mengukur peralatan-peralatan yang beroperasi dengan
menentukan perubahan yang terjadi pada bagian utama, apakah peralatan tersebut
berjalan dengan normal atau tidak.
Corrective Maintenance.
Perawatan
yang dilakukan dengan memperbaiki perubahan kecil yang terjadi dalam disain,
serta menambahkan komponen-komponen yang sesuai dan juga menambahkan
material-material yang cocok.
Break Down Maintenance.
Kegiatan
perawatan yang dilakukan setelah terjadi kerusakan atau kelainan pada peralatan
sehingga tidak dapat berfungsi seperti biasanya.
Modification Maintenance.
Pekerjaan
yang berhubungan dengan disain suatu peralatan atau unit. Modifikasi bertujuan
menambah kehandalan peralatan atau menambah tingkat produksi dan kualitas
pekerjaan.
Shut Down Maintenance.
Kegiatan
perawatan yang dilakukan terhadap peralatan yang sengaja dihentikan
pengoperasiannya.