TUGAS
METALURGI FISIK
OLEH :
NAMA :
TIMBUL SITANGGANG
NIM :
030810050891
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2012
METODE CHARPY
Metode Charpy berhubungan
dengan Pengujian Impak. Dasar pengujian impak adalah penyerapan energi
potensial dari pendulum beban yang berayun dari suatu ketinggian tertentu dan
menumbuk benda uji sehingga benda uji mengalami deformasi.
Metode Charpy adalah
pengujian tumbuk dengan meletakkan posisi spesimen uji pada tumpuan dengan
posisi horizontal/ mendatar, dan arah pembebanan berlawanan dengan arah tarikan.
Gambar : Ilustrasi skematik
pembebanan impak pada benda uji Charpy dan Izod
WELDING / PENGELASAN
Pengelasan adalah proses penyambungan material dengan
menggunakan energi panas sehingga menjadi satu dengan atau tanpa tekanan.
Pengelasan dapat dilakukan dengan :
-
pemanasan
tanpa tekanan,
-
pemanasan
dengan tekanan, dan
-
tekanan
tanpa memberikan panas dari luar (panas diperoleh dari dalam material itu
sendiri).
Disamping itu pengelasan dapat
dilakukan :
-
tanpa
logam pengisi, dan
-
dengan
logam pengisi.
Pengelasan pada umumnya
dilakukan dalam penyambungan logam, tetapi juga sering digunakan untuk
menyambung pelastik. Dalam pembahasan ini akan difokuskan pada penyambungan
logam.
Pengelasan merupakan proses yang
penting baik ditinjau secara komersial maupun teknologi, karena :
-
Pengelasan
merupakan penyambungan yang permanen;
-
Sambungan
las dapat lebih kuat daripada logam induknya, bila digunakan logam pengisi yang
memiliki kekuatan lebih besar dari pada logam induknya;
-
Pengelasan
merupakan cara yang paling ekonomis dilihat dari segi penggunaan material dan
biaya fabrikasi. Metode perakitan mekanik yang lain memerlukan pekerjaan
tambahan (misalnya, penggurdian lubang) dan pengencang sambungan (misalnya,
rivet dan baut);
-
Pengelasan
dapat dilakukan dalam pabrik atau dilapangan.
Walupun demikian pengelasan juga
memiliki keterbatasan dan kekurangan :
-
Kebanyakan
operasi pengelasan dilakukan secara manual dengan upah tenaga kerja yang mahal;
-
Kebanyakan
proses pengelasan berbahaya karena menggunakan energi yang besar;
-
Pengelasan
merupakan sambungan permanen sehingga rakitannya tidak dapat dilepas. Jadi
metode pengelasan tidak cocok digunakan untuk produk yang memerlukan pelepasan
rakitan (misalnya untuk perbaikan atau perawatan);
-
Sambungan
las dapat menimbulkan bahaya akibat adanya cacat yang sulit dideteksi. Cacat
ini dapat mengurangi kekuatan sambungannya.
Gambar :
Proses Welding
Penggunaan Pengelasan
Proses pengelasan secara komersial
banyak digunakan dalam operasi sebagai berikut :
-
konstruksi
(misalnya, bangunan dan jembatan),
-
pemipaan,
tabung bertekanan, boiler, dan tangki penyimpanan,
-
bangunan
kapal,
-
pesawat
terbang dan pesawat luar angkasa,
-
automotif
dan rel kereta.
Catatan :
operasi pengelasan memerlukan tenaga kerja yang terlatih dengan ketrampilan
yang tinggi.
Yang dimaksud dengan
pengelasan adalah penyambungan antara dua material atau lebih yang prosesnya
memanfaatkan proses difusi dari material tersebut, berdasarkan prinsip-prinsip
ikatan magnetik antar atom dari material yang akan disambung. Pengelasan dapat
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu Solid State Welding dan Liquid
State Welding :
- Solid State Welding adalah proses pengelasan dimana
benda dalam keadaan padat dan biasanya dengan menggunakan tekanan sehingga
sering juga disebut dengan Pressure Welding. Proses Solid
State Welding memiliki beberapa kelebihan, diantaranya adalah
dapat menyambung dua buah material atau lebih yang tidak sama titik
cairnya, prosesnya cepat, presisi, dan hampir tidak memiliki daerah
terpengaruh panas (heat affected zone / HAZ). Namun demikian Solid
State Welding juga mempunyai kelemahan yaitu persiapan sambungan
dan prosesnya rumit, sehingga dibutuhkan ketelitihan sangat tinggi. Yang
termasuk dalam Solid State Welding diantaranya Diffusion
Welding, Forge Welding, Cold Welding, dan Friction Welding.
- Liquid State Welding adalah proses pengelasan dengan cara
mencairkan daerah yang akan disambung hingga cairan tersebut menyatu
secara merata, dengan syarat material yang akan disambung harus sama titik
cairnya. Penyambungan material dengan cara ini mempunyai persyaratan
material harus sama, karena untuk mendapatkan sambungan yang sempurna suhu
material harus sama, jika tidak proses penyambungan tidak akan terjadi.
Kelebihan metode pengelasan ini adalah proses dan persiapan sambungan
tidak rumit, biayanya relatif murah, pelaksanaannya mudah. Kelemahannya
adalah memerlukan juru las yang terampil, terjadinya HAZ yang menyebabkan
perubahan sifat bahan, dan ada potensi kecelakaan dan terganggunya
kesehatan juru las. Yang termasuk Liquid State Welding adalah Thermal
Welding, Resistance Welding, dan Electric Arc Welding.
Penerapan sambungan las
sangat luas. Sambungan las banyak digunakan pada konstruksi jembatan, gedung,
industri otomotif, industri peralatan rumah tangga, bahkan industri barang
dengan bahan plastik pun banyak menggunakan proses las tersebut.
Variabel-variabel yang
berpengaruh terhadap kualitas hasil sambungan las, diantaranya : bahan, proses pengelasan,
metode pengelasan yang digunakan, peralatan las yang digunakan, ketrampilan
juru las, lingkungan pengelasan, pengujian las, keselamatan dan kesehatan
kerja.
.
FORMING
/ PEMBENTUKAN
Proses pembentukan (forming) adalah proses mengubah bentuk
logam dengan suatu gaya pada arah tertentu tanpa menyisakan serpih. Proses
pembentukan tergantung pada sifat plasticity (plastisitas), yakni kemampuan
mengalir sebagai padatan tanpa merusak sifat-sifatnya.
Kelebihan dan kekurangan :
Kelebihan :
·
karena
padatan, maka tidak perlu perangkat pembawa cairan
·
tidak
ada kompleksitas pemadatan.
·
Dibanding
dengan proses pemesinan, proses pembentukan menghasilkan sekrap yang lebih
sedikit.
Kekurangan :
·
gaya
yang diperlukan tinggi,
·
mesin
dan perkakas mahal,
·
sebagai
konsekuensi dari kedua hal tersebut maka harus dalam produksi besar
Gambar : Klasifikasi forming menurut keadaan tegangan yang bekerja
Proses
forming diklasifikasikan menjadi:
- Hot working; adalah proses pembentukan secara plastis terhadap logam atau paduan yang dilakukan di atas temperatur rekristalisasinya.
- Karena
proses tersebut logam tidak akan mengeras, maka dapat dilakukan
pembentukan dengan cepat dan terus menerus sesuai dengan keinginan.
- Logam
tidak hanya menjadi mallable pada suhu tinggi, tetapi juga lebih lunak,
karena rekristalisasi selalu terjadi selama proses.
- Pengerjaan
panas akan mengurangi penggunaan tenaga dan waktu selama proses, serta
menghasilkan bentuk butiran halus dan seragam pada saat rekristalisasi.
- Kekurangan
proses pengerjaan panas;
·
Mempunyai
permukaan buruk kerena oksidasi dan sisik.
·
Ketelitian
ukuran umumnya lebih sulit dicapai.
- Biasanya
setelah hot working diikuti dengan proses pengerjaan dingin yang akan
memperbaiki kualitas permukaan dan ketelitian ukuran
Skema pengerjaan baja secara panas
- Cold working adalah proses pembentukan secara plastis terhadap logam atau paduan yang dilakukan di bawah temperatur rekristalisasinya.
- Disamping untuk memperbaiki kualitas permukaan
dan ketelitian ukuran, cold working khusus digunakan untuk beberapa
operasi yang tidak dapat dilaksanakan secara panas, terutama drawing,
karena ductility biasanya akan berkurang pada suhu tinggi sehingga
tegangan tariknya berkurang dan material dapat putus dengan mudahWarm
working adalah
deformasi di bawah kondisi transisi (yakni suhu kerja antara 0.3 dan 0.6
kali suhu leleh).
- Skema
pengerjaan baja secara dingin
PROSES PENGGILINGAN (ROLLING)
•
Penggilingan
diterapkan untuk pembuatan benda setengah jadi dengan bentuk penampang seragam
(lembaran, batang, pipa, profil).
•
Penggilingan
dapat dilakukan secara hot working dalam keadaan pijar dan cold working pada
suhu ruang.
•
Pada
proses penggilingan panas, dua roll yang ditumpu mendatar dan digerakkan
berputar berlawanan arah, menangkap blok baja (slabs, blooms, billets) yang
didatangkan dalam keadaan pijar putih di atas jalur gelinding, dan menariknya
melalui antara keduanya.
•
Selama
pelaluan, maka benda gilingan tersebut direntangkan pada arah memanjang dengan
tekanan gilingan, strukturnya dimampatkan, penampangnya diperkecil, dan diberi
bentuk dan ukuran.
•
Penggilingan
dingin dilakukan sebagai kelanjutan penggilingan panas jika dikehendaki
permukaan yang mengkilap dan ukuran yang tepat.
•
Kulit
terak disingkirkan sebelumnya melalui pengetsaan.
•
Pada
penggilingan dingin, kekuatan meningkat dan keuletan menurun.
•
Menurut
tata susun gilingan, maka dapat dibedakan;
•
instalasi
giling duo,
•
instalasi
giling duo ganda,
•
instalasi
giling trio,
•
dan
instalasi giling kwarto.
PROSES PENEMPAAN (FORGING)
•
Penempaan
bisa dilaksanakan secara hot working atau cold working, bisa dilakukan dengan
menumbuk atau menekan benda kerja kedalam cetakan yang akan memberikan bentuk
sesuai dengan bentuk cetakan.
•
Prinsip
kerjanya dapat dilihat pada gambar dibawah.
•
Pada
operasi ini ada aliran logam dalam dies yang disebabkan oleh timpaan yang
bertubi-tubi.
•
Untuk
mengatur aliran logam selama penimpaan, operasi dibagi atas beberapa langkah.
•
Setiap
langkah merubah bentuk benda kerja secara bertahap, dengan demikian aliran logam
dapat diatur sampai terbentuk benda kerja.
Jumlah langkah tergantung
pada ukuran dan bentuk benda kerja, kualitas tempa logam dan toleransi yang
dipersyaratkan
•
Jenis-jenis
proses penempaan seperti;
–
penempaan
timpa,
–
penempaan
tekan,
–
penempaan
upset,
–
dan
penempaan roll.
PENEKANAN (EKSRUSI)
•
Ekstrusi
bisa dilaksanakan secara hot working dan cold working.
•
Logam-logam
yang bisa dikerjakan pada proses ini adalah umumnya logam-logam lunak seperti ;
timah, tembaga, aluminium, magnesium, dan logam-logam paduannya.
•
Keuntungan
proses ekstrusi antara lain;
–
kemungkinan
membuat berbagai jenis bentuk berkekuatan tinggi,
–
ketepatan
ukuran,
–
penyelesaian
permukaan yang baik pada kecepatan produksi yang tinggi,
–
hargadies
yang relatif murah.
•
Prinsip
ekstrusi seperti halnya mengeluarkan pasta dari tubenya.
•
Prinsip
ini ada dua cara yaitu
–
ekstrusi
langsung (forward),
–
ekstrusi
tak langsung (backward).
•
Pada
ekstrusi langsung, billet bulat yang telah dipanaskan dimasukkan dalam ruang
die, balok dummy dan ram kemudian ditempatkan pada posisi masing-masing.
•
Logam
diekstrusi melalui lubang pada die sampai tersisa bahan sedikit saja.
PROSES DRAWING
•
Drawing
biasa dilaksanakan secara cold working, tapi pada produksi tertentu hot working
bisa dilaksanakan dalam keadaan terbatas.
•
Dalam
hal ini bahan dasar bisa dalam bentuk sheet metal, kawat, batang atau tube,
maka bentuk-bentuk yang dapat dihasilkan sesuai dengan bahan dasarnya.
•
Yang
termasuk proses drawing adalah;
–
cupping,
–
deep
drawing,
–
tube
drawing,
–
wire
drawing.
CASTING / PENGECORAN
Proses
pengecoran meliputi: pembuatan cetakan, persiapan dan peleburan logam,
penuangan logam cair ke dalam cetakan, pembersihan coran dan proses daur ulang
pasir cetakan. Produk pengecoran disebut coran atau benda cor. Berat coran itu
sendiri berbeda, mulai dari beberapa ratus gram sampai beberapa ton dengan
komposisi yang berbeda, mulai dari beberapa ratus gram sampai beberapa ton
dengan komposisi yang berbeda dan hamper semua logam atau paduan dapat dilebur
dan dicor.
Proses
pengecoran secara garis besar dapat dibedakan dalam proses pengecoran dan
proses percetakan. Pada proses pengeceron tidak digunakan tekanan sewaktu
mengisi rongga cetakan, sedang pada proses pencetakan logam cair ditekan agar
mengisi rongga cetakan. Karena pengisian logam berbeda, cetakan pun berbeda,
sehingga pada proses percetakan cetakan umumnya dibuat dari loga. Pada proses
pengecoran cetakan biasanya dibuat dari pasir meskipun ada kalanya digunakan
pula plaster, lempung, keramik atau bahan tahan api lainnya.
Casting iron in a sand mold
Proses pengecoran sendiri dibedakan
menjadi dua macam, yaitu traditional casting dan non-traditional/contemporary
casting.
Teknik traditional terdiri atas :
- Sand-Mold Casting
- Dry-Sand Casting
- Shell-Mold Casting
- Full-Mold Casting
- Cement-Mold Casting
- Vacuum-Mold Casting
Sedangkan teknik non-traditional
terbagi atas :
- High-Pressure Die Casting
- Permanent-Mold Casting
- Centrifugal Casting
- Plaster-Mold Casting
- Investment Casting
- Solid-Ceramic Casting
POWDER METALLURGY
Powder Metallurgy adalah:
suatu teknik pembuatan benda atau barang
yang mempunyai bentuk-bentuk tertentu dari bubukan metal atau logam, baik yang
ferrous maupun yang non-ferrous melalui proses penekanan.
Proses ini dapat disertai pemanasan, akan
tetapi suhu pemanasan harus masih berada dibawah suhu titik cair dari bubuk
nya. Pemanasan selama proses penekanan atau sesudah penekanan yang dikenal
dengan istilah “sinter”, akan menghasilkan peningkatan nilai pengikat antar
partikel-partikel halus, hal ini sekaligus dapat meningkatkan kekuatan dan
sifat-sifat fisis lain nya.
Pada Teknologi Powder Metallurgy produk yang dipergunakan untuk membuat
produk (spare part engine) dari materil dasar berupa serbuk logam. Teknologi ini sangat berbeda dengan apa yang sudah kita lihat di
industri-industri kecil dan menengah yang dalam proses pembuatan produknya
menggunakan Teknologi Pengecoran dan Teknologi Mekanik
Hasil atau produk dari
teknik metalurgi serbuk, dapat terdiri dari produk campuran serbuk berbagai
logam atau dapat pula terdiri dari campuran bahan bukan logam, untuk
meningkatkan ikatan partikel dan mutu benda kerja secara keseluruhan. Sebagai
contoh; diperlukan kobal atau jenis logam lain nya untuk mengikat partikel
tungsten (wolfram), sedangkan grafit ditambahkan pada serbuk logam
bantalan(bearing), untuk meningkatkan kwalitas bantalan nya.
Produk hasil metalurgi
serbuk secra umum berharga mahal, terutama bila dibandingkan dengan logam
biasa. Hal ini dapat dimengerti, sebab sifat-sifat yang dimiliki produk
metalurgi serbuk sangat khusus.
Oleh karena itu, sangat dianjurkan
memanfaatkan teknologi ini untuk membuat produksi massal, juga karena, baik die
dan mesin-mesin yang digunakan berharga cukup mahal.
Serbuk logam jauh lebih
mahal harganya dibandingkan dengan logam padat dan prosesnya, yang hanya
dimanfaatkan untuk produksi massal sehingga memerlukan die dan mesin yang mahal
harganya. Harga yang cukup mahal ini dapat dibenarkan berkat sifat-sifat khusus
yang dimiliki benda jadi. Beberapa produk hanya dapat dibuat melalui proses
serbuk; produk lainnya mampu bersaing dengan proses lainnya karena ketepatan
ukuran sehingga tidak diperlukan penyelesaian lebih lanjut.
. SIFAT-SIFAT SERBUK LOGAM
Ukuran partikel, bentuk
dan distribusi ukuran serbuk logam, dapat memengaruhi karakteristik dan sifat
fisis dari serbuk logam yang dimampatkan. Spesifikasi serbuk dibuat menurut:
bentuk, kehalusan, distribusi ukuran partikel, mampu alir (flowability), sifat
kimia, mampu tekan (compressibility), berat jenis curah dan sifat-sifat sinter.
¨ Bentuk
Bentuk partikel serbuk
tergantung kepada cara pembuatan nya, dapat bulat, tak teratur, dendritik,
pipih atau bersudut tajm.
¨
Kehalusan
Masalah kehalusan
berkaitan erat dengan ukuran butir yang dapat diperoleh dengan cara mengayak
serbuk menggunakan ayakan standard atau dengan pengukuran mikroskop. Ayakan
standard yang digunakan berukuran 36 s/d 850 mm untuk mengecek ukuran dan
menentukan distribusi ukuran partikel dalam daerah tertentu.
¨
Distribusi Ukuran Partikel
Dengan distribusi ukuran
partikel, ditentukan jumlah partikel dari setiap ukuran standard pada serbuk
tersebut. Distribusi dapat dirubah dengan merubah ukuran benda tekan.
¨ Mampu
Alir
Hal ini merupakan karakteristik
yang menggambarkan sifat alir serbuk dan kemampuan memenuhi
seluruh rongga cetak.
¨ Sifat
Kimia
Hal ini terutama
menyangkut kemurnian serbuk, jumlah oksida yang diperbolehkan dan juga kadar
elemen lain nya.
¨
Kompresibilitas
Kompresibilitas adalah
perbandingan volume serbuk mula-mula dengan volume benda yang ditekan. Nilai
ini tidak sama, dipengaruhi oleh distribusi ukuran dan bentuk butir.
¨ Berat
Jenis Curah
Berat jenis curah atau
berat jenis serbuk dinyatakan dalam , nilai ini selalu tetap, dengan demikian jumlah
serbuk yang mengisi cetakan setiap waktunya tetap sama.
¨
Kemampuan Sinter
Sinter (sintering) adalah
proses pengikatan partikel melalui proses pemanasan, setelah pemampatan.
PROSES PEMBUATAN
POWDER METALLURGY
Tidak semua logam
ekonomis untuk dijadikan serbuk, yang umum digunakan adalah kelompok serbuk
besi dan tembaga, tembaga untuk membuat bantalan poros,perunggu dan besi untuk membuat
suku cadang mesin yang kecil-kecil. Selain itu, nikel, perak, wolfram dan
aluminium, sering juga dipakai pada teknologi metalurgi serbuk.
Sejauh ini ada beberapa cara atau
metode yang dikenal untuk membuat bubukan metal atau powder metallurgy, antar
lain:
Sifat kimia
|
Kompresibilitas
|
Kehalusan
|
Bentuk
|
l B. jenis curah
|
Distribusi size
|
Mampu Alir
|
Mampu Sinter
|
·
Kemurnian serbuk
·
J. oksidasi diperboleh kan
·
Kadar elemen lainnya
|
·
Distribusi ukuran
·
Bentuk butir
|
·
Proses Pengayakan
|
·
Cara buat nya
|
·
Dalam kg/m3
·
Harus sama dalam tiap prosesnya
|
·
Ukuran benda tekan
|
·
Daya memenuhi ruang cetak prtikel
|
·
Mampu ikat partikel saat proses pemana san
(sinter)
|
Tabel : Sifat-sifat serbuk logam
GAMABAR DIAGRAM FASA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar